By Aditchenko,
Analisa Deloitte Football Money League 2015
Deloitte, firma keuangan terkemuka
dunia, kembali mengeluarkan laporan yang berisi nilai pendapatan
klub-klub sepak bola Eropa. Selepas menghitung pendapatan tersebut,
Deloitte menyusun daftar 20 klub dengan pendapatan terbesar, sekaligus
memberikan data dari mana saja sumber pendapatannya. Untuk edisi tahun
2015 ini, Deloitte menyajikan laporan untuk musim kompetisi 2013-14.
“Untuk menduduki posisi 20 besar ini,
klub minimal harus mengumpulkan 144 juta euro, 20% lebih tinggi
ketimbang tahun lalu,” ujar Dan Jones, partner dari Deloitte yang
menjadi penyusun laporan ini. “Hal ini juga seiring dengan peningkatan
pendapatan 20 klub ini yang secara agregat sebesar 14% dibanding tahun
lalu,” tambahnya.
Pendapatan asli klub pada dasarnya
berasal dari tiga sumber, yaitu pendapatan tiket penonton, pendapatan
komersial, dan pendapatan media. Tiga sumber inilah yang menjadi fokus
dari laporan Deloitte. Beberapa klub mendapatkan ketiganya secara
seimbang, namun ada pula yang terlalu tergantung pada sebuah sumber
saja. Faktor-faktor penyebab hal tersebut juga bermacam-macam. Bisa
diakibatkan oleh kebijakan pengelola liga, infrastrtuktur, kegiatan
pemasaran dan lain-lain.
Berikut daftar 20 klub dengan pendapatan terbanyak menurut Deloitte:
Daftar tersebut di atas memang hanya
menyajikan peringkat 1 hingga 20, bagaimana pergeseran posisi klub
dibandingkan dengan tahun lalu, dan juga nilai total pendapatan sebuah
klub dalam waktu setahun. Namun dari data tersebut juga dapat dihitung
total pendapatan dari 20 besar klub. Hasil tahun 2015 ini cukup
mengejutkan karena terjadi peningkatan sebanyak 767 juta euro jika
dibandingkan dengan tahun lalu. Untuk pertama kalinya, nilai sebesar 6
miliar euro mampu dikumpulkan oleh 20 klub ini saja sepanjang musim
2013-14. Peningkatan dari kerjasama komersial klub dengan
perusahaan-perusahaan lain di seluruh dunia dan juga peningkatan nilai
hak siar menjadi penyebab kenaikan ini.
Namun demikian, daftar ini juga tidak
menyajikan informasi terperinci tentang peringkat klub berdasarkan tiga
sumber pendapatan utama mereka. Penulis mencoba menyusun ulang peringkat
klub-klub tersebut berdasarkan sumber pendapatan, sehingga akan lebih
mudah dipahami:
Peringkat Berdasarkan Pendapatan Dari Sektor Penonton
Dari data di atas, Manchester United
mengumpulkan uang paling banyak dari sektor tiket dibandingkan klub-klub
lain. Pencapaian ini serupa dengan tahun lalu di mana United juga
memimpin dalam daftar ini. Tingginya rataan jumlah penonton yang hadir
di Old Trafford juga berbanding lurus dengan mahalnya harga tiket. Namun
untuk tahun depan, kita dapat mengantisipasi penurunan yang terjadi
mengingat United tidak mengikuti kompetisi antarklub Eropa, yang
notabene mengurangi jumlah laga kandang.
Arsenal, Barcelona, dan Real Madrid
secara beruntun membuntuti, juga dengan total pendapatan yang melebihi
angka 100 juta euro. Seperti United, Arsenal juga menikmati besarnya
pendapatan dari tiket penonton berkat harga tinggi yang mereka kenakan
kepada pendukungnya yang ingin menonton langsung di stadion. Sementara
itu popularitas Barcelona dan Real Madrid dan kapasitas stadion mereka
yang besar nampaknya sudah menjadi jaminan mutu bahwa laga kandang yang
mereka gelar hampir selalu dipenuhi penonton.
Duo Bundesliga, Bayern Muenchen dan
Borussia Dortmund, berada di peringkat 10 besar terkait pendapatan ini.
Rataan penonton mereka yang lebih tinggi ketimbang klub-klub lain di
Eropa semestinya menempatkan mereka pada posisi puncak, namun hal ini
tidak terjadi karena baik Bayern maupun Dortmund (seperti halnya
klub-klub Bundesliga lain) mengenakan tarif yang cukup murah untuk tiket penonton.
Dari tabel di atas juga terlihat betapa
sulitnya klub-klub Italia dalam menjual tiketnya kepada penggemar. Dalam
hal ini, pendapatan Juventus yang telah memiliki stadion sendiri pun
masih belum dapat menyaingi klub-klub Inggris. Sejak tahun lalu, mereka
memang telah membuka museum demi mendongkrak pendapatan dari sektor
tiket, namun hasilnya belum dapat dipetik tahun ini. Sementara Milan
juga hanya mendapatkan 24,9 juta euro saja dari hasil pendapatan tiket
penonton. Absennya mereka dari kejuaraan antarklub Eropa sudah pasti
akan mengurangi pendapatan mereka tahun depan, meskipun mereka telah
membangun Casa Milan, markas baru yang berisi segala yang perlu diketahui tentang klub pengoleksi tujuh trofi Liga Champions ini.
Peringkat Berdasarkan Pendapatan Komersial
Tingginya pendapatan komersial menjadi
alasan mengapa peringkat Paris Saint-Germain (PSG) meningkat pesat dalam
dua tahun terakhir. Pendapatan yang berasal dari kerjasama mereka
dengan Qatar Tourism Authority berkontribusi besar terhadap pendapatan
total mereka. Bukan itu saja, kerjasama kit sponsorship mereka Nike dan shirt sponsorship dengan Fly Emirates juga menghasilkan pundi-pundi uang yang tidak sedikit.
Dilihat dari 10 besar daftar ini,
klub-klub Liga Primer Inggris dan Bundesliga mendominasi. Manchester
United yang baru mengamankan mega sponsorship dengan Adidas
dan Chevrolet amat berpotensi menyaingi jumlah yang didapat PSG pada
musim depan. Pertumbuhan pendapatan United memang amat mengagumkan,
dengan kenaikan 83% hanya dalam kurun waktu tiga tahun saja. Sementara
Bayern, Dortmund, dan Schalke tetap menempel dengan pendapatan stabil
dari sektor ini. Dari Italia, Milan seperti biasa masih mengungguli
klub-klub lain dalam hal pendapatan komersial ini, hasil dari berbagai
kerjasama dengan rekanan, terutama dari Timur Tengah.
Peringkat Berdasarkan Pendapatan Media
Tingginya ketergantungan klub pada
pendapatan dari sektor media menunjukkan bahwa revolusi penyiaran yang
terjadi pada awal tahun 90an telah mengubah wajah industri sepak bola
hingga seperti sekarang. Dengan pendapatan yang besar dari sektor
televisi, klub mulai berani mengeluarkan uang untuk membeli dan menggaji
pemain, meskipun nilainya tidak realistis. Untuk tahun ini, total
senilai 2,5 miliar euro diperoleh 20 besar klub dalam daftar Deloitte
Football Money League, atau nyaris setara setengahnya dari total
pendapatan.
Seiring hadirnya Financial Fair Play, klub-klub sudah mulai memiliki cost awareness yang tinggi. Namun cost awareness
ini turut diimbangi pula dengan makin tingginya pendapatan dari sektor
media. Musim depan, hal inilah yang akan terjadi dengan klub-klub Liga
Primer Inggris. Dengan kucuran senilai total 3 miliar euro, sudah jelas
akan terjadi pergeseran peringkat pada Deloitte Football Money League
tahun depan, di mana akan semakin banyak klub-klub Inggris yang mengisi
daftar. Real Madrid dan Barcelona jelas harus mewaspadai hal ini.
***
Seiring dengan kontrak baru terkait hak
siar, 20 klub Liga Primer Inggris muncul dalam 40 besar klub dengan
pendapatan terbesar di Eropa. Sebagai ilustrasi, West Ham dan Aston
Villa meraih pendapatan lebih tinggi ketimbang AS Roma, sementara
Southampton mengumpulkan pundi-pundi kekayaan lebih banyak ketimbang
Benfica, yang notabene terkaya di Portugal.
Sementara kiprah klub-klub di luar 5
liga terbesar makin tergerus saja. Tahun ini hanya Galatasaray yang
mampu menembus 20 besar, sementara tahun lalu mereka masih ditemani
Fenerbahce. Jika melihat daftar 30 besar, hanya terdapat nama Benfica.
Dua musim lalu, masih ada Corinthians sebagai satu-satunya klub
non-Eropa yang menyeruak. Dengan peningkatan besar-besaran pendapatan
komersial dan hak siar, rasanya perputaran uang memang akan
tersentralisasi di klub-klub yang terdapat pada lima liga terbesar.
Peningkatan nilai hak siar dan kerjasama
komersial memang menjadi hal yang diupayakan klub-klub seiring dengan
adanya Financial Fair Play. Regulasi yang hanya mengatur batas maksimal
kerugian klub ini membuat klub senantiasa berupaya meningkatkan
pendapatan. Jika ingin mengamankan bottom line (keuntungan), maka top line
(pendapatan) harus ditingkatkan. Begitulah cara sederhana analis
keuangan jika sebuah institusi menginginkan peningkatan profit.
Dua komponen ini memang paling
memungkinkan untuk terus digenjot potensinya, berbeda dengan pendapatan
dari stadion. Selain sulitnya meningkatkan kapasitas stadion, penggunaan
seisi jengkal stadion untuk memaksimalkan potensi pendapatan sekalipun
tidak dapat menyaingi tingginya potensi pendapatan dari sektor komersial
dan hak siar. Tahun ini, total pendapatan 20 besar klub dari sektor gate receipt
berjumlah 1,2 miliar euro, atau hanya seperlimanya saja dari total
pendapatan. Bandingkan dengan pendapatan komersial sebesr 2,5 miliar dan
pendapatan komersial sebesar 2,4 miliar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar